Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (OPSHID) di bawah kepemimpinan Muchammad Subchi Azal Tsani (Mas Bechi)
membangun 66 unit rumah gratis untuk kaum dhuafa dan masyarakat yang belum memiliki rumah yang layak di seluruh Indonesia.
Rumah tersebut akan diserahkan secara serentak simbolis di Jombang pada 28 Oktober 2023, yang juga merupakan hari peringatan Sumpah Pemuda.
Penyerahan 66 unit rumah gratis ini merupakan langkah luar biasa dalam mendukung kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berada di kalangan menengah ke bawah.
Tindakan ini juga mencerminkan komitmen Mas Bechi dan OPSHID dalam berperan aktif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Kiprah Mas Bechi dalam kegiatan keimanan, kemanusiaan dan kealaman memang penuh dengan fakta fakta pergerakan dan ini tak terbantahkan.
Sebagai penerus semangat Kemerdekaan Bangsa Sang Maestro Film WAGE ini memiliki semangat seperti seorang pahlawan nasional Wage Soepratman.
Dalam setiap langkah dan geraknya dia tak lepas selalu mengingatkan "Pentingnya jati diri bangsa, jangan lupa jangan lengah atas berkat rochmat alloh yang maha kuasa bangsa indonesia diberikan nikmat besar kemerdekaan". Ucapnya
Program Pembangunan Rumah Syukur Layak Huni Shiddiqiyyah merupakan gagasan dan ide dari Mas Bechi yang diterapkan didalam pergerakan OPSHID FKYME, tak hanya itu beliau juga membuat program santunan jelajah desa.
Program jelajah desa ini ialah sebuah program pemberian santunan kepada fakir miskin dan duafa di wilayah wilayah yang sulit diakses dan dijangkau serta kurang dapat perhatian dari Pemerintah.
Tentu program ini tidak hanya dilaksanakan hanya di Organisasi yang dipimpinnya, hal senada pun ia lakukan di Perusahaan yang di dirikannya yaitu PT Sehat Tentrem Jaya Lestari
Pada tiap momen tasyakuran 17 Agustus sebagai wujud syukur atas Kemerdekaan Bangsa Indonesia, perusahaan Sehat Tentrem
selalu memberikan bantuan rumah gratis kepada masyarakat yang belum memiliki rumah yang layak huni.
Namun, inisiatif yang dilakukan juga memunculkan pertanyaan mengenai arah program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang digagas pemerintah.
Meskipun tujuannya adalah memberikan bantuan perumahan kepada warga yang membutuhkan, seringkali bantuan ini tidak sesuai dengan harapan, terutama dalam hal aksesibilitas, kecepatan, dan kualitas rumah.
Dari segi aksesibilitas, program Rutilahu sering kali terhambat oleh birokrasi yang rumit. Kecepatan penyaluran bantuan juga menjadi masalah, dan kualitas rumah yang dibangun seringkali menuai kritik.
Kendati Program Rutilahu memiliki niat baik, perlu dilakukan kembali evaluasi dan reformasi yang mendalam agar bantuan perumahan tersebut benar-benar efektif dan efisien.
Semangat OPSHID dalam komando mas bechi memberikan rumah gratis kepada fakir miskin dan kaum dhuafa ini menggarisbawahi pentingnya peran organisasi dalam menangani masalah sosial.
Dengan demikian, momen ini seharusnya menjadi inspirasi bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi mereka yang membutuhkan, terutama dalam konteks program Rutilahu.
Berita Terkait